Jumat, 14 November 2014

Apa Itu Psycho Pass
url
PSYCHO-PASS merupakan anime karya rumah produksi Production I.G. yang diudarakan melalui program Noitamina di Fuji TV. Serial anime ini berjumlah 22 episode, mulai dari Oktober 2012 sampai dengan Maret 2013. Desain karakter awal anime ini dirancang oleh Akira Amano, mangaka Katekyo Hitman Reborn; oleh karena itu ada beberapa kemiripan antara desain karakter dalam PP dan KHR yang sempat saya amati. Rating anime PSYCHO-PASS, menurut saya, adalah T+ mengarah ke M, karena tema ceritanya yang gelap dan penuh kekerasan.
Latar belakang cerita PSYCHO-PASS mengambil tempat di Jepang periode masa depan, di mana teknologi digital dan robot banyak mengambil alih alur kehidupan masyarakatnya. Sekilas kehidupan di kota tsb terlihat sempurna, tetapi kehidupan yang nampak sempurna itu menutupi fakta bahwa posisi dan jalan hidup setiap manusia di sana dikendalikan dari nilai PSYCHO-PASS mereka.
PSYCHO-PASS adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu nilai psikologis manusia yang dianalisis oleh Sybil System, sistem induk yang mengatur segala segi kehidupan manusia di kota tsb. PSYCHO-PASS berkaitan erat dengan Koefisien Kejahatan atau Crime Coefficient, dimana nilai ini juga memperkirakan kecenderungan seseorang untuk melakukan kejahatan. Nilai psikologis tsb adalah nilai yang diambil dari hasil scan kepribadian, kondisi emosi dan jiwa dari orang-orang yang dimaksud. Nilai PSYCHO-PASS ini dijabarkan dalam angka dan warna. Semakin keruh warnanya, semakin tinggi nilai PSYCHO-PASS-nya, maka orang tersebut semakin tidak stabil jiwanya. Apabila nilai PSYCHO-PASS seseorang mencapai nilai lebih dari 100 dan warnanya menjadi keruh, maka orang itu akan “dilumpuhkan” dan dimasukkan ke dalam pusat rehabilitasi kejiwaan.
Orang-orang yang memiliki nilai PSYCHO-PASS tinggi dan warna yang keruh bisa disebut sebagai kriminal laten. Ada 2 pilihan bagi orang-orang semacam ini, yaitu berakhir di pusat rehabilitasi (yang lebih seperti penjara, tanpa ada kesempatan untuk bisa keluar lagi, karena nilai PSYCHO-PASS yang sudah naik umumnya sangat sulit untuk bisa turun lagi), atau bergabung dengan satuan polisi khusus di Biro Keamanan Publik (Public Safety Bureau) di Kementerian Kesejahteraan Publik (atau MWPSB-CID, The Ministry of Welfare Public Safety Bureau – Criminal Investigation Department). Dengan bergabung dalam kesatuan ini, mereka akan menjadi Enforcer atau lebih sering dianggap sebagai ‘anjing pemburu’ bagi para Inspector atau inspektur yang menjadi penanggung jawab mereka. Mereka memburu para kriminal yang merajalela menggunakan senjata semacam pistol laser bernama Dominator. Dominator terhubung langsung dengan Sybil System dan sering disebut sebagai “mata” Sybil System. Ada 3 mode di Dominator, yaitu mode Non-Lethal Paralyzer, yang berfungsi melumpuhkan lawan dengan kejutan listrik, mode Lethal Eliminator, yang berfungsi membunuh selayaknya pistol laser (hasil akhirnya seperti shotgun, berantakan dengan ceceran darah :( ), dan mode Destroy Decomposer, mode langka dimana Dominator akan membunuh dan menghancurkan lawan tanpa sisa.
dominator
Pistol Dominator, “mata” Sybil System.
Adalah Akane Tsunemori, inspektur baru yang diterima di Unit Satu PSB. Akane lulus ujian negara dengan nilai sempurna, dimana Sybil System menyatakan bahwa dia memiliki kompetensi yang lebih dari cukup untuk bisa mengirim aplikasi pekerjaan di semua lini kementerian, yang dianggap sangat sulit untuk ditembus. Akane akhirnya memilih PSB, karena kementerian itulah yang memberikan hanya 1 kesempatan baginya untuk masuk, di mana kementerian lain memberikan setidaknya 2 kesempatan baginya untuk masuk. Oleh karena itu, dia menganggap bahwa itu adalah kesempatan langka dan patut untuk dijalani (Akane adalah orang yang sangat mempercayai takdir, karena dia berpikir bahwa kesempatan langka itu adalah jalan baginya untuk meraih takdirnya, bahwa ada alasan mengapa hanya ada 1 kesempatan baginya untuk masuk ke sana).
Hari pertama bertugas mendampingi Inspektur Senior di Unit Satu, seorang pria serius berkacamata bernama Nobuchika Ginoza, adalah kesempatan pertama Akane untuk terjun langsung menangani kasus bersama dengan para Enforcer Unit Satu. Saat itulah pertama kalinya ia bertemu dengan Shinya Kougami, salah seorang Enforcer karismatik di Unit Satu.
Perjumpaannya dengan Kougami tidak berjalan mulus karena di tengah kecemasannya ketika menangani kriminal yang mereka kejar, Akane melumpuhkan Kougami menggunakan Dominator. Seiring dengan berjalannya waktu dan seringnya mereka berpasangan dan bekerja bersama, hubungan Akane dan Kougami menjadi dekat. Meskipun begitu, Ginoza selalu menekankan bahwa Enforcer hanyalah anjing pemburu, mereka tidak layak disamakan dengan manusia merdeka. Akane yang tidak setuju selalu bersilang pendapat dengan seniornya tsb.
Banyak kasus yang mereka tangani pun mengacu pada satu master kejahatan bernama Shougo Makishima.
animepaper.net_picture_standard_anime_psycho_pass_psycho_pass_picture_250605_anther_02_medium-348178c2
Shinya Kougami dan Shougo Makishima
Kougami terobsesi untuk menangkap (baca: membunuh) Makishima, yang ia curigai sebagai otak perencana kejahatan kelas kakap yang selama ini mereka tangani. Kejahatan yang didalangi oleh Makishima umumnya menggunakan tangan orang lain sebagai pelaku kedua. Pada salah satu kasus pembunuhan mutilasi yang terkenal sebagai Kasus Spesimen, Kougami, yang sebelumnya adalah seorang Inspektur, kehilangan Enforcer yang dekat dengannya, Mitsuru Sasayama. Sasayama menjadi salah satu korban mutilasi oleh Touma Kozaburou, pelaku kedua yang menjadi pelaksana kejahatan mutilasi tsb, di bawah supervisi Makishima (yang saat itu belum diketahui sangkut pautnya). Satu-satunya bukti yang mengacu pada keterlibatan Makishima adalah sepotong foto yang samar-samar menampakkan wajah Makishima. Sayangnya Ginoza, yang saat itu adalah rekan Kougami sebagai sesama Inspektur, tidak mempercayai penjelasan Kougami dan menganggapnya berhalusinasi. Syok berat dan dendam / obsesi yang timbul dalam diri Kougami menyebabkan angka PSYCHO-PASS-nya meningkat dan dia pun didemutasi menjadi Enforcer.
Titik terang mulai diperoleh ketika baik Akane dan Kougami berhadapan dengan salah satu rekan Makishima bernama Toyohisa Senguji. Akane bertemu langsung dengan Makishima, yang menyandera kawan Akane, Yuki. Makishima membunuh Yuki di hadapan Akane, membuatnya syok. Meskipun begitu, Akane bersedia menjalani pemeriksaan memori untuk bisa mengidentifikasi Makishima sebagai otak kejahatan selama ini. Berbekal gambar dan identitas Makishima yang jelas, tim PSB Unit Satu pun bergerak untuk menangkap Makishima dan menghentikan kejahatannya.
PSYCHO-PASS
Keterangan gambar (kiri-kanan) : Tim PSB Unit Satu yaitu Nobuchika Ginoza, Shinya Kougami, Yayoi Kunizuka, Shion Karanomori, Shuusei Kagari, Akane Tsunemori, dan Masaoka Tomomi, masing-masing membawa Dominator di tangan, kecuali Shion.
TIM PSB Unit Satu, terdiri atas 2 Inspektur, yaitu Akane Tsunemori dan Nobuchika Ginoza, yang berturut-turut dipanggil dengan sebutan Shepherd 2 dan Shepherd 1. Mereka membawahi 4 Enforcer (sepertinya tiap unit memiliki 2 inspektur dan 4 enforcer), yaitu Masaoka Tomomi, Enforcer senior dengan sebutan Hound 1, Yayoi Kunizuka, satu-satunya Enforcer perempuan di Unit 1 dengan sebutan Hound 2, Shinya Kougami dengan sebutan Hound 3, dan Shuusei Kagari, anggota Enforcer termuda dengan sebutan Hound 4. Dalam pekerjaannya, PSB Unit 1 dibantu oleh seorang analis komputer merangkap dokter darurat bernama Shion Karanomori (yang juga seorang kriminal laten).

Premis dasar Psycho-Pass itu kurang lebih kayak begini: di masa depan ketika kondisi kejiwaan seseorang sudah bisa ‘dikuantifikasi’ lewat sensor dan monitor-monitor pelacak, segala macam bentuk kejahatan sudah dapat dicegah sebelum terjadi, melalui analisa bioritmik yang akan mengkaji kondisi psikologis calon pelaku. Standar ‘kesehatan mental’ seseorang, dalam artian kecendrungannya untuk berbuat kejahatan atau tidak, adalah apa yang dikenal dengan istilah ‘Psycho-Pass’, indeks koefisien kejahatan, yang indikasinya dilakukan melalui suatu kode warna (atau disebut dalam seri sebagai ‘hue’).
Psycho-Pass mengikuti sepak terjang sekelompok penegak hukum yang beraksi melalui penerapan Psycho-Pass ini. Mereka adalah Unit 1 dari Biro Keamanan Publik di Departemen Kepolisian Tokyo, yang beranggotakan si rekrutan baru, Tsunemori Akane dan kawan-kawannya.
Dilema pertama yang mengejutkan Akane, seorang gadis fresh-graduate yang positif sekaligus cerdas, di hari pertamanya ia bekerja, adalah kenyataan bagaimana Biro Keamanan Publik memperkerjakan dua macam ‘polisi’, yakni: Inspector (‘inspektur’) seperti dirinya dan atasan langsungnya, pria metodis berkacamata, Ginoza Nobuchika; serta para Enforcer (‘penegak’) yang lebih menangani urusan ‘otot’ dalam pekerjaan daripada ‘otak.’
Para Enforcer ini ternyata adalah orang-orang yang dipandang memiliki indeks koefisien kejahatan terlampau tinggi—baik karena stress atau trauma masa lalu—sekalipun belum ada tindak pelanggaran hukum apapun yang secara nyata pernah mereka lakukan. Mereka dipandang sebagai ‘penjahat laten,’ yang bahkan didiskriminasikan dalam masyarakat dan hanya boleh berkeliaran sebatas TKP dan markas kepolisian tempat mereka ditahan.
Baik Inspector maupun Enforcer sama-sama mengaplikasikan pistol-pistol khusus teramat canggih yang disebut Dominator, yang secara otomatis akan melakukan pembacaan Psycho-Pass pada sasaran bidikannya sebelum pelatuknya bisa ditarik, untuk memastikan apakah target bersangkutan cukup mengancam untuk hanya perlu ditembak peluru bius, atau sudah layak mati hingga perlu ditembak peluru dekomposisi. Pistol Dominator ini menjadi semacam ‘pengadilan di tempat’ terhadap para tersangka, dan kinerjanya secara langsung terhubung dengan Sibyl System, jaringan sekaligus basis data berskala nasional yang melandasi kinerja sistem Psycho-Pass ini.
Digambarkan pula bagaimana di latar masa ini, Jepang telah kembali menjadi negara yang mengisolirkan diri bersama tingkat kemajuan teknologi yang telah dimilikinya (kemungkinan, sesudah suatu bencana besar?). Bersama implementasi Sibyl System yang seakan menjamin kesejahteraan tiap orang, sistem pengadilan legal juga telah dihapuskan dan tidak digunakan lagi.
Seiring perkembangan cerita, seperti yang dilandasi dalam adegan pembukanya, fokus Psycho-Pass menyempit pada serangkaian kasus teror pembunuhan aneh yang harus ditangani Unit 1, yang kemudian berujung pada konfrontasi berkepanjangan antara dua orang individu: Kogami Shinya, bekas Inspector yang kemudian turun pangkat menjadi Enforcer, yang menjadi sempai sekaligus pembimbing dekat Akane serta ‘anjing pelacak’ paling tajam di Unit 1; serta Makishima Shougo, seorang pria karismatik yang keberadaannya seakan tak tersentuh oleh Sibyl System.
Old Age Nostalgia
Psycho-Pass diprakarsai oleh kepala sutradara Motohiro Katsuyuki, yang kemudian merekrut penulis naskah Urobuchi Gen yang mengesankan beliau seusai berakhirnya Puella Magi Madoka Magica. Penayangannya pertama kali adalah di blok tayang Noitamina, dari musim gugur 2012 sampai musim dingin 2013, dengan jumlah episode total sebanyak 22.
Seperti kebanyakan karya Urobuchi-sensei, Psycho-Pass berkesan suram, keras, tapi bukan dalam artian jadi sulit dimasuki orang juga. Sebagai ‘drama polisi’, aspek misterinya sebenarnya enggak terlalu kentara. Daya tarik utamanya—pada paruh awal cerita seenggaknya—adalah bagaimana kedua belah pihak, pihak polisi dan pihak penjahat, sama-sama saling mengejar dan menipu satu sama lain. Bagaimana mereka saling berinteraksi, bagaimana mereka saling mempelajari satu sama lain gitu. Aku pribadi merasa sudah lama sekali semenjak ada anime macam begini yang keluar, makanya dalam banyak arti aku benar-benar terkesan.
Di samping itu, dunia futuristisnya benar-benar memikat. Ada cyberspace yang dikunjungi orang secara rutin, ada aplikasi yang memungkinkan orang mengubah tampilan holografik pakaian mereka sesuai kebutuhan, ada drone-drone berteknologi hologram yang bertugas mulai dari menyapu sampai menjaga ketertiban. Rasanya kayak selalu ada hal baru yang bisa kita temui di episode-episode awal.
Format episode setengah jam juga agak kurang cocok dengan bobot ceritanya, yang mau tak mau harus banyak tersampaikan melalui banyaknya adegan dialog. Awalnya memang terkesan bertele sih (semua drama polisi menurutku memang seharusnya punya sedikit kesan ‘bertele’). Tapi begitu aku bisa ngikutin, setengah dari seluruh episode Psycho-Pass buatku kayak ninggalin perasaan ‘kurang, kuraaaang…’ gitu. Kayak, setiap episode dimulai dan kemudian berakhir dengan terlampau cepat.
Singkat kata, Psycho-Pass adalah sebuah anime yang benar-benar keren… yang sayangnya enggak berakhir dengan benar-benar kuat.
Episode-episode penutupnya, meski enggak sampai benar-benar jelek, sayangnya enggak sebaik episode-episode pendahulunya. Kita tetap suka para karakternya, kita tetap suka dengan dunianya, tapi pengharapan kita agaknya malah jadi terlampau tinggi, sehingga akhirnya menjadi agak kecewa dengan apa yang kemudian kita dapatkan.
Jadi, dari awal sampai pertengahan cerita, perkembangan cerita Psycho-Pass bergerak dengan grafik yang terus naik. Melewati titik pertengahan, ceritanya berkembang dengan semakin gila-gilaan. Tapi kemudian, sesudah itu, entah karena keterbatasan durasi dan jumlah episode atau eksekusinya yang memang enggak bagus, kita kemudian tersadarkan bahwa arah perkembangan ceritanya entah pada titik mana sudah jadi ‘aneh’ gitu. Seperti ada hal-hal yang pada akhirnya ‘diputus’ begitu saja tanpa pembahasan lanjut, kayak soal kenapa Makishima Shougo bisa tumbuh jadi karakter antagonis, atau kayak soal bagaimana sistem masyarakat di Psycho-Pass pada akhirnya tetap bisa dipertahanin.
Tapi mencoba memandangnya secara objektif, aku kurang lebih bisa memahami keengganan para pembuatnya untuk ngebuat ‘penghakiman’ terhadap materi cerita yang mungkin sensitif dan subjektif ini (padahal menurutku sih mungkin masih enggak apa-apa), dan sudah cukup bersyukur karena seenggaknya kita dikasih cerita yang tuntas.
Selain Kogami, para anggota lain di Unit 1, yang sama-sama memiliki penilaian Psycho-Pass di ambang batas, terdiri atas:
  • Masaoka Tomomi; veteran paling tua dan berpengalaman di Unit 1, yang sudah bekerja keras di kepolisian bahkan di masa sebelum Sibyl System diterapkan. Dahulu seorang detektif biasa sebelum metode berpikirnya untuk menyamai cara berpikir penjahat membuatnya dipandang Sibyl System sebagai penjahat laten juga.
  • Kagari Shuusei; anggota muda yang suka bercanda, yang sudah diterapkan sebagai penjahat laten semenjak usia lima tahun. Dirinya yang mempertanyakan sikap dan keputusan Akane untuk bekerja di Biro Keamanan Publik.
  • Kunizuka Yayoi; satu-satunya anggota Enforcer wanita di Unit 1, yang selalu berwajah tenang, dingin, dan datar.
  • Karanomori Shion; perempuan ‘dewasa’ yang berperan sebagai analis data dan informasi bagi rekan-rekannya di Unit 1. Lebih banyak beraksi di markas dan di balik layar.
Kesemua karakter di atas benar-benar menarik sehingga agak sayang perkembangan dan backstory mereka tak diceritakan lebih banyak. Mereka semua sama-sama mendapatkan porsi sorotan ‘minimal’ (meski kadang agak terkesan tak nyambung dengan cerita utama), tapi perkembangan karakter dan peranan cerita yang mereka mainkan memang agak terasa tanggung.
Kogami, terutama, menjadi pemicu perkembangan karakter Akane, di samping hubungan ‘saling memahami’ yang dimilikinya dengan Makishima. Sedangkan Akane pun mendapat porsi perkembangannya saat mempertanyakan bagaimana bisa Psycho-Pass miliknya tetap ‘sehat’ sesudah rangkaian kejadian traumatis yang kemudian ia alami.
Seakan semua dongeng telah mati…
Aspek visual Psycho-Pass mungkin sekilas tak terlalu menonjol, ada semacam nuansa suram yang dipertahankan dengan banyaknya pemakaian warna gelap dan abu-abu, tapi memang ada banyak aspek yang membuatnya mencolok. Desain dunia futuristisnya benar-benar menarik, baik itu pada desain bangunan-bangunan besar atau kamar-kamar sempit, dan itu jadi salah satu daya tarik utama seri ini sampai dua pertiga awal cerita. Di samping itu, desain karakter orisinil buatan Amano Akira (manga-ka Reborn!!) memang menghadirkan kesan ‘keren’ (walau desain karakter cowoknya agak berada di ambang batas ‘cantik’).
Kesan keren ini diperkuat dari aspek audionya. Grup band Egoist yang sebelumnya menangani sejumlah lagu Guilty Crown tampil kembali. Lagu tema ‘Namae no Nai Kaibutsu’ merupakan salah satu lagu penutup terkeren di musim yang lalu. Aku agak merasa penjiwaan para karakternya bisa lebih baik dengan naskah yang lebih matang juga. Tapi sekali lagi, dari aspek teknis seri ini sama sekali enggak bisa dibilang buruk.
Aku mau mengaku sedikit: alasan pribadiku tertarik pada Psycho-Pass adalah karena aku enggak bisa enggak sedikit memandang karakter Kogami sebagai karakter ‘pahlawan.’ Aku tahu aslinya dia agak abu-abu, dan gimana obsesinya untuk menghabisi Makishima kemudian menelannya. Tapi di mataku seenggaknya, dia pria keren yang bukan cuma jago bela diri, namun juga intelek dan enggak pernah segan ngabisin waktunya dengan membaca buku. Aku tahu kebanyakan karakter bishonen biasa ditampilkan kayak gini, tapi Psycho-Pass menampilkan sisi itu dengan lumayan wajar gitu, dan di masa sekarang ketika ada sedikit sekali hal yang kayaknya bisa dikagumi, karakter Kogami buatku itu bagaikan ‘angin segar.’
Yah, itu pandanganku aja sih.
Ini seri yang benar-benar menarik kalau kau mengharapkan sesuatu yang beda, atau hanya bila kau sekedar penyuka tema-tema sains-fiksi. Enggak, enggak ada romansa di dalamnya. Tapi ada nilai-nilai kepercayaan dan kesetiakawanan yang beberapa kali diangkat. Sekali lagi, mungkin karena batasan durasinya, ada sejumlah elemen yang terasa enggak tuntas. Tapi kalau kau bisa menerima hal itu, dan enggak keberatan dengan banyaknya adegan percakapan panjang dan datar, mungkin ini sebuah seri yang bisa kau sukai.

2 komentar:

  1. min, lu tau ga, kogami mati karena apa?

    - ditembak akane?
    - dihukum dipengadilan
    - bunuh diri?
    - si sbyl

    yah kalau alasanya gw mh udh tau min, karena dia kabur dari kepolisian dan jadi pembunuh kan?
    (mikishima lgi yg dibunuh):v

    engga engga yg gua tanya, kougami mati karena apa:(
    padahal di eps end psychopass kougami masih idup

    BalasHapus
  2. min, lu tau ga, kogami mati karena apa?

    - ditembak akane?
    - dihukum dipengadilan
    - bunuh diri?
    - si sbyl

    yah kalau alasanya gw mh udh tau min, karena dia kabur dari kepolisian dan jadi pembunuh kan?
    (mikishima lgi yg dibunuh):v

    engga engga yg gua tanya, kougami mati karena apa:(
    padahal di eps end psychopass kougami masih idup

    BalasHapus